Postingan

TENTANG RINDU SEORANG PERANTAU

Aku memilih pergi, walau sakit Aku memilih berjuang, walau tertatih Dan... Aku memilih jauh, walau rindu.. Meredup dan menjarak bersama pekat Hilang dari dekap dan akhirnya menciptakan pekat.. Ada hal yang lebih menyakitkan dari kata pamit dalam sebuah perpisahan Yaitu rindu yang siap menegelamkan asa Rindu bukanlah sebuah teori Bukan pula pelengkap bahasa pujangga Apalagi sebuah permainan kata Rindu adalah bisikan doa dan air mata ketika muka tak saling tatap Rindu adalah u ntaian rasa yang kutitipkan pada embun saat menyambut fajar Rindu adalah nafas yang kuhembuskan ketika tak bisa mengalahkan jarak... Itulah rindu... Rindu seorang perantau Rindu yang kadang menyiksa Rindu pada kalian orang -orang yang menantikanku datang Pada kalian tempat separuh jiwaku berdiam.

BARANGKALI

Barangkali, mencintaimu sama seperti memungut pelangi Dimana ujungnya jatuh pada palung semesta paling ujung.. Oh.. Itu mustahil dapat kugapai Jadi begitulah aku memaksakan diri menjadi sosok paling tersayat Dimana angkasa terus menitikkan kisah paling kabung untukku Sungguh... Peluhku mengeluh "kapankah kiranya kau sempat membasuh?" Atau barangkali, kapan kita belajar mendahului subuh Agar tak terlalu kusut mengurai jenuh Agar nyeri di dadaku tak kalah cepat hilang seiring kau jauh

ILMU SEBAGAI JALAN

Untuk apa kukejar? Ilmu yang takkan mungkin bisa lari Untuk apa kucari? Ilmu yang takkan mungkin bisa hilang Untuk apa ku tangkap? Ilmu yang takkan mungkin bisa lepas Untuk apa kutu ntut? Ilmu yg me mang tiada bersalah Namun... Ilmu harus ku gapai, harus kucapai Sebagai penunjuk jalan Jalan penuh cahaya Jalan penuh terang Demi menggapai mimpi Mimpi yang memang harus nyata digengggam Mimpi yang mengharuskan kita terus berjuang

KUMAKLUMI

Aku  sedang berjuang Demi apapun itu yang namanya bahagia Separah apapun dukaku Sehebat apapun masalahku Sejatuh apapun aku Biarlah.. Biarkan aku menikmatinya sendiri Aku butuh sendiri untuk menjadi kuat Aku butuh tenang untuk menang Aku tak pu nya nyali untuk berteriak Karna kutau apa rasanya terbuang setelah  memperj uangkan Karena kutau sakitnya terabai dengan sengaja Karna kutau untuk bangkit setelah jatuh itu tak mudah Biarkan aku menang dalam perjuangan ini Meskipun itu kulakukan sendiri Aku tidak peduli, aku terlanjur terbiasa Hanya satu yang ku inginkan Ku akan tinggal bersama BAHAGIA

Jenuhku hadir

Awalnya, wajahmu membius kalbu Membakar api semangat yang kian menggebu Menghadirkan tawa, menghadirkan riang Sempurna setelah hadirmu kurasa Waktu terus berjalan Jam dinding tak jemu berdetak Rasaku mulai berbeda Entah sejak kapan Kamu tak lagi menghadirkan ceria Bicaramu Tatapmu Tingkahmu Itu tak lagi kuharap Kamu membos ankan Waktu yang menggiringku ke rasa itu Tak ada lagi inginku bersamamu

Pencipta kata

Disini... Aku mulai dari sini.. Dari waktu yang memenjarakanku dalam sepi.. Membuaiku manja dalam kehampaan.. Aku terperangkap oleh harap yang tak kunjung nyata... Akhirnya kuberanikan.. Kutembus dinding memori... Kubermain dengan intuisi.. Kucipta bait-bait sajak.. Kulampiaskan kegundahan lewat kata... Oleh gelap yang senantiasa kutemui.. Oleh sunyi yang mengisi hari-hari.. Terima kasih telah jadi inspirasi...

Lelahku teman sang waktu

Tiada lagi ku temui senyum sang mentari pagi Bukan tak ingin, kaki telah jauh membawa raga pergi Berteman sepi ketika fajar belum menyingsing Sisa gelap sang penguasa malam masih menemani langkah-langkah kecil yang tertatih.. Peluhku di dahi seakan bersaing dengan embun pagi yg masih belum beranjak pergi.. Tidakkah engkau letih hai manusia kecil? Pertanyaan itu kerap muncul di memori.. Iya, aku letih!! Iya, aku lelah!! Tapi itu tak melemahkan asa.. Perjuangan tetap kulanjutkan Waktu dan lelahku adalah sahabat.